Ada kala saat kamu butuh hilang, tapi hati kecilmu berharap ditemukan. Kamu tak butuh ribuan polisi untuk menemukanmu. Tidak pula tim investigasi sekelas FBI dan CIA. Kamu hanya butuh satu orang yang menemukanmu. Seseorang yang kamu yakini sanggup membaca jejak yang kau tinggalkan, serupa Holmes yang memecah teka-teki.
Kamu menghilangkan diri. Sedapat mungkin berusaha hilang. Tak tersentuh. Atau mencoba tak tersentuh. Alasannya simple saja. Itu adalah jejak yang kau tinggalkan untuk ditemukan. Kamu yakin detektif tersebut sadar akan kepergianmu. Merasa kehilangan akan dirimu. Dan tahu bahwa kamu dalam "bahaya". Kamu sedang tidak baik dan kamu butuh diselamatkan. Sangat picisan!! Serupa dongeng-dongeng dalam majalah kanak-kanak, di mana kesatria menyelamatkan putri.
Ketika sang detektif tidak "menyadari" kepergianmu, perlahan kamu mencari tahu sebabnya. Dan kenyataan yang kamu temui kadang begitu sakit. Detektif tersebut benar-benar tidak menyadari kepergianmu. Bahkan kalo pun kamu menghilang, ia tak peduli. Ia takkan pernah mencarimu.
Ksatria hanya ada di buku dongeng bersampul gliter dan berwarna pink. Tidak di dunia realitas yang penuh warna kelabu. Tapi tak semua warna sesuram kelabu!! Ada orang-orang di sekitarmu yang tak kau sadari memperhatikanmu. Mengetahui keadaanmu. Memahamimu dengan sangat dalam. Dan kemudian menghubungimu. Mereka tak lagi bertanya apa kabar. Namun memberikan pernyataan bahwa kamu sedang tidak baik. Mereka tak memintamu menjelaskan apa permasalahanmu. Mereka memahamimu tanpa harus bertanya dengan detail. Tapi mereka selalu ada dan memberi perhatian. Menghiburmu dengan cara yang biasa. Tapi segala hal yang biasa begitu hebat saat kamu butuh perhatian. Mereka adalah sesuatu yang disebut sahabat.
Kamu menghilang dan mereka menemukanmu. Kamu berbahagia memiliki mereka yang menyayangimu. Membuatmu sadar, bahwa banyak kasih yang perlu dibagi dan tidak disia-siakan. Apalagi untuk harapan semu dan angan yang kelamaan.